MATEMATIKA KEHIDUPAN


Jika :
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z


Sama Dengan :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26


Maka :

H+A+R+D+W+O+R+K / Kerja Keras :
8+1+18+4+23+15+18+11 = 98%


K+N+O+W+L+E+D+G+E / Pengetahuan :
11+14+15+23+12+5+4+7+5 = 96%


L+O+V+E / Cinta :
12+15+22+5 = 54%


L+U+C+K / Keberuntungan :
12+21+3+11 = 47%


Tidak ada yang membuatnya jadi 100%.
Lalu apa yang membuatnya 100%..???

Apakah money..? NO..!!!
M+O+N+E+Y =
13+15+14+5+25 = 72%


Leadership..? NO..!!!
L+E+A+D+E+R+S+H+I+P =
12+5+1+4+5+18+19+8+9+16 = 97%


Ternyata yang bisa membuatnya menjadi 100% adalah "ATTITUDE" / Sikap :
A+T+T+I+T+U+D+E =
1+20+20+9+20+21+4+5 = 100%


Maka ATTITUDE / SIKAP kita dalam menjalani kehidupan dan pekerjaan yang akan membuat hidup kita menjadi 100% Sukses...!!!

0 komentar:

Keputusan Allah Terbaik Untuk Kita


Imam Ali bin Abi Thalib berkata :
“Saya minta sesuatu pd Allah. Jika Allah memberinya padaku, saya gembira sekali saja. Namun, jika Allah tidak memberinya pdku, saya gembira sepuluh kali lipat. Sebab, yg pertama itu pilihanku, sedangkan kedua itu pilihan Allah.”


Ibroh :

Bersemangat mencari kebaikan di manapun dan kapanpun. Kuatkan iman kita pd keputusan dan takdir Allah SWT, sebab keluhan akan muncul tatkala kurang mantapnya iman kita pada ketentuan Allah SWT.

Do’a

Yaa Allah Yaa Qohhar Yaa Jabbar ampuni kelalaian hati kami yng tdk menggantungkan segala urusan kepada-Mu, lindungi & bimbing kami senantiasa berada di jalan hidayah & keridhoan-Mu aamiin

-Ustdz Burhan Hidayat

0 komentar:

Kenapa Keadilan Allah SWT yang Harus Disalahkan

 

TIDAK pernah Allah ciptakan manusia dengan ketentuan yang tidak adil. Keadilan Allah berada pada kebebasan manusia memilih jalan hidupnya tanpa paksaan dari Allah semata.

Manusia perlu bersyukur akan hidup ini, karena ketika Allah tetapkan makhluk-Nya harus menjadi penghuni neraka maka kita akan protes terhadap penghuni syurga yang Allah sudah tetapkan.

Dan Allah hanya pembuat skenario atas kehidupan manusia, namun catatan jalan hidup yang Allah telah tuliskan semata-semata perlu kita kaji kembali dan pilihlah jika itu baik untuk diri kita, namun jika itu buruk untuk kita. Maka kita harus berusaha untuk menghindar diri.

Ada banyak yang perlu kita renungkan mengenai keadilan sang Khalik akan perbaikan diri kita kepada hasanah. Sehingga manusia tidak melihat keadilan hanya sebelah mata saja.

Seperti pertanyaan ini, bahwa kenapa di bumi ini ada orang cacat dengan kelebihannya ataupun dengan kekurangannya. Ya, mereka terlahir atas dasar sunnatullah yang tidak ada penyalahan atas dasar Allah. Menurut syarat alam semesta ini Allah sudah menetapkan syarat-syarat hukum alam yang jika dipenuhi oleh manusia maka ia akan nampak .

Contoh halnya seorang ibu hamil meyakini akan mitos yang berkembang seperti jika seorang suaminya menangkap ikan sedang isterinya hamil maka anak yang dilahirkannya akan sumbing, jika pernyataan ini diyakini maka otomatis hukum alam akan menampakkan dengan apa yang diyakininya.

Akan tetapi syarat yang harus dipenuhi tidak kurang dari persentasi syarat hukum alam, karena untuk terpenuhinya syarat hukum alam harus pas tidak kurang dan tidak lebih.

Inilah pembaharuan yang harus dipandang oleh semua umat agar tidak menilai dan selalu menyalahkan Allah SWT tanpa dasar bukti dan ketakwaan. []

0 komentar:

Berbaiksangkalah dalam Dekapan Ukhuwah


BERBAIKSANGKALAH kepada setiap masalah yang engkau terima. Hanya kepada Allah SWT kita berbaik sangka akan kebaikan yang Allah SWT kasih, baik itu masalah yang baik atau tidak.

Karena hidup tidak akan dihitung lewat beberapa jumlah nafas yang pernah kita hirup selama kita hidup di dunia, dan hidup itu ternilai dari beberapa kali nafas terhenti karena takjub dan anehnya akan keajaiban yang justru hanya memberi kejutan, pada mereka yang percaya akan takjubnya ke kuasaan Allah SWT yang memberikan keajiban untuk seluruh umatnya.

Di sini ada sebuah kisah tentang seekor keledai tua yang jatuh kedalam sumur.

Seekor keledai itu, ternyata milik seorang petani tua. Si keledai adalah satu-satunya binatang kesayangan petani, karena keledai itu dapat diandalkan untuk membajak ladang, menjerai benih, dan mengangkut panen. Kini, keledai itu meringik-ringik di dalam sumur, karena terjatuh.

Lalu sang petani khawatir akan keledai kesayangannya yang telah menemaninya selama berladang. Petani pun berpikir keras untuk menyelamatkan keledainya di dalam sumur. Beberapa kali cara yang ia lakukan tetap saja tidak berhasil, sudah dijerat dengan tali, dengan papan yang dijulurkan kedalam sumur, tetap saja gagal.

Petani sudah pasrah dan ikhlas akan keledainya di dalam sumur, dengan rintihan menangis petani berkata dalam hati. “Mungkin aku harus mengubur keledai itu, supaya kedelai ku tidak akan kesakitan di dalam sumur.”

Petani pun menguburnya, demi tanah yang ditimbun ke dalam sumur membuat kedelai itu ketakutan. Kedelai itu berusaha menghindar dari timbunan tanah itu sedikit demi sedikit dan naik ke tanah yang sudah menggunung ke atas dan akhirnya binatang itu berhasil naik ke atas permukaan.

Setelah selesai menimbun, sang petani mengusap dada dan bersandar di dekat sumur sambil memejamkan mata akan penyesalannya tidak bisa menyelamatkan si keledai dan juga agar keledai itu tidak kesakitan terus di dalam sumur.

Beberapa detik kemudian, saat memejamkan mata, kedelai itu meloncat ke depan sang petani. Petani pun terkejut karena dengan berbaik sangka dan akan keputusannya untuk menguburnya agar si kedelai tidak kesakitan, tapi dengan keajaiban yang telah datang dari Allah SWT, kedelai itu tentunya tidak terkubur, melainkan naik keatas permukaan. Sang petani pun bahagia.

Dalam dekapan ukhwah tentunya kita harus berbaik sangka kepada sesama. Dalam perbincangan kisah di atas kita telah belajar berprasangka kepada Allah dan meyakini bahwa Dia menyertai prasangka hamba-Nya. Mari kita kuatkan lagi cara pandang itu sembari melatih baik sangka kita pada orang-orang yang ada di sekitar kita.

Kadang, kita merasa mereka menyakiti. Tapi, seringkali sebenarnya itulah yang akan kita rasa. Bukan rasa sakitnya. Tapi rasa dekapan ukhuwah akan sesama yang telah Allah SWT kasih oleh kita. []

0 komentar:

Begitu Dekatnya Kematian


TERSEBABKAN kesaksian atas peristiwa kematian yang begitu sontak, terhentak bahwa ia ternyata begitu dekatnya, tercekam oleh kondisi akhir hidup yang tak dapat direka serta terpikir bagaimana nasib jiwa ini saat raga tak lagi berdaya…

Berkembanglah kemudian kesadaran; untuk membenahi ibadah, menambah amal shalih, memperbaiki akhlaq, meninggalkan maksiat, menjauhi syubhat, memperbanyak taubat dan segala hal menyangkut persiapan bekal saat menghadapNya kelak….

Maka adakah renungan yang paling berharga selain membayangkan penyebab terputusnya kenikmatan dunia untuk selamanya?

Masih adakah cara ampuh mengobati kelalaian, kejahilan dan keburukan nafsu kecuali mengingat-ingat proses kematian?

“Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-sekali tidak akan dapat dikalahkan…” (Qs. Al-waqi’ah:60).

“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan,” |(Qs. Al-munafiquun: 11).

اللهم اجعل خير عمري أخره و خير عملي خواتيمه و خير أيامي يوم لقائك
“Ya Allah jadikanlah sebaik-baik umurku pada ujungnya dan sebaik-baik amalku pada akhir hayatku, dan (jadikanlah) sebaik-baik hariku yaitu hari ketika aku bertemu dengan-Mu (di hari kiamat),” (H.R. Ibnus Sunny). []

1 komentar:

Jika Sibuk dengan 6 Hal Ini, Maka Sibukkanlah dengan 6 Hal Lainnya

 

KITA hidup di muka bumi ini tentu bukan hanya sekedar untuk menempatinya saja. Melainkan, ada suatu hal yang harus kita lakukan, sebagai makhluk hidup. Kita tak akan bertahan hidup jika tidak melakukan usaha untuk mencari sesautu yang dapat mempertahankan kehidupan kita. Bukan hanya itu, kita juga harus bisa memposisikan diri sebagai hamba Allah dan makhluk sosial.

Salah seorang cendekiawan berkata bahwa apabila orang-orang sibuk dengan enam hal, maka kamu pun harus sibuk dengan enam hal, yaitu:

1. Apabila seseorang sibuk dengan memperbanyak amal, maka hendaknya kamu sibuk dengan amal yang baik dan sempurna.

2. Apabila orang-orang sibuk dengan mengerjakan yang sunnah, maka hendaknya kamu sibuk dengan menyempurnakan yang wajib.

3. Apabila orang-orang sibuk dengan memperbaiki yang nampak, maka hendaknya kamu sibuk dengan memperbaiki batin.

4. Apabila orang-orang sibuk menyelidiki aib orang lain, maka hendaknya kamu sibuk dengan menyelidiki aib sendiri.

5. Apabila orang-orang sibuk dengan membangun dunia, maka hendaknya kamu sibuk dengan membangun akhirat.

6. Apabila orang-orang sibuk dengan mencari keridhaan makhluk, maka hendaknya kamu sibuk dengan mencari keridhaan Allah Ta’ala.
Itulah enam kesibukkan yang jauh lebih baik untuk Anda lakukan. Lakukanlah yang terbaik bagi dirimu, yang sesuai dengan syariat Islam. Berusahalah untuk melakukan hal yang lebih baik. Maka, rasakanlah kenikmatan yang lebih baik pula yang akan Anda dapatkan. Wallahu ‘alam. []

0 komentar:

Menguap, Perhatikan 3 Hal Ini


RASA kantuk sudah menjadi hal yang sangat lumrah terjadi pada setiap insan. Ya, rasa kantuk itu terjadi akibat daya tahan tubuhnya untuk berktivitas sudah semakin berkurang. Kurangnya kekuatan itu, menunjukkan lemahnya kondisi tubuh, yang berarti membutuhkan istirahat untuk memulihkan kembali kekuatannya.

Salah satu bentuk atau hal yang menunjukkan bahwa kita merasa lelah ialah menguap. Aktivitas menguap ini merupakan salah satu respon yang ditunjukkan oleh tubuh agar diri kita mengerti dengan kondisi kita sendiri. Biasanya menguap akan muncul dengan sendirinya. Dalam kondisi seperti inilah, ada tiga hal yang harus kita perhatikan. Apa sajakah itu?


1. Jika kita akan menguap hendaknya berusaha untuk menahannya. 
2. Tidak mengeraskan suara ketika menguap.
3. Tidak menghadap ke wajah orang lain ketika menguap, agar bau tak sedap yang keluar dari mulutnya tidak mengganggu orang lain. 

Hal-hal seperti itulah yang terkadang, secara tidak sadar kita abaikan. Banyak orang yang menguap dengan mengeluarkan suara keras. Banyak pula yang tak menahan ketika menguap. Ada yang mengatakan bahwa ketika menguap, kita tidak menahannya, maka setan akan masuk ke dalamnya. Entahlah, hal itu benar atau kah tidak. Namun, yang pasti menahan ketika menguap itulah yang lebih baik.

Memang tak banyak orang yang ketika menguap menghadapkan ke wajah orang lain. Tapi, tak sedikit pula orang yang secara tidak sadar, menguap ke arah wajah orang lain. Hal ini sering tidak kita sadari. Maka dari itu, untuk menjaga kemaslahatan bagi diri kita khususnya, dan umunya bagi orang lain, coba perhatikan tiga hal tersebut ketika menguap. Karena hal itu lebih baik untuk kita lakukan, jika dibandingkan dengan sebaliknya dari ketiga hal tersebut. Wallahu ‘alam. []

0 komentar:

Menghafal Al-Quran, Ini Keutamaannya


MENGHAFAL al-Quran merupakan suatu perbuatan yang berstatus hukumnya fardhu kifayah, artinya jika ada orang yang melakukannya gugurlah kewajiban yang lain. Maka, kita patut bersyukur jikalau masih ada orang yang mau untuk menghafal al-Quran. Dan, alhamdulillah, di masa sekarang ini, masih banyak orang yang mau untuk menghafal al-Quran.
Ternyata, apa yang diperintahkan Allah kepada hamba-Nya untuk menghafal al-Quran tidaklah cuma-cuma. Ada keutamaan-keutamaan khusus yang dapat kita peroleh dengan cara menghafal al-Quran. Apa sajakah itu?

1. Akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT
Umar bin Khattab RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT akan mengangkat derajat suatu kaum dengan kitab ini (al-Qur`an), dengannya pula Allah akan merendahkan kaum yang lain,” (HR. Muslim).

Hafal al-Quran menjadi sumber keselamatan dunia dan akhirat. Hadits Nabi menjelaskan:
عن أبي الدرداء رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : (( مَنْ حَفَظَ عَشْرَ آَيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُوْرَةِ الكَهْفِ عُصِمَ مِنْ الدَّجَّالِ )) . في رواية : ((من آخر سورة الكهف)
Dari Abu Darda RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang hafal 10 ayat awal dari surat Al-Kahfi niscaya dia akan dijaga dari fitnah Dajjal.” Dalam riwayat lain 10 akhir surat Al-Kahfi.

2. Orang hafal al-Quran akan selamat dari api neraka

Rasulullah SAW bersabda,
لَوْ جَعَلَ القُرْآَنَ فِي إِهَابٍ ثُمَّ أُلْقِيَ فِي النَّارِ مَا احْتَرَقَ) رواه أحمد . ويقول أبو أمامة : ( اِقْرَأُوْا القرآن وَلَا تَغَرَّنَكُمْ هَذِهِ المَصَاحِفُ المُعَلَّقَةُ فَإِنَّ اللهَ لاَ يُعَذِّبُ قَلْبًا وعى القرآن.

“Seandainya al-Quran ini dibuat dari kulit kemudian dilemparkan (kulit tersebut) ke dalam api neraka niscaya tidak akan terbakar,” (HR. Ahmad). Dan Abu Umamah berkata, “Bacalah al-Quran dan sungguh mushaf-mushaf al-Quran yang menggantung pada hatimu tidak akan menipumu, karena Allah tidak akan menyiksa hati yang tersimpan di dalamnya ayat al-Quran.”

3. Penghafal al-Quran adalah keluarga Allah ‘Azza wa Jalla

Dari Anas RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah itu mempunyai keluarga yang terdiri dari manusia.” Kemudian Anas berkata lagi, lalu Rasulullah SAW bertanya, “Siapakah mereka itu wahai Rasulullah?” Baginda menjawab, “Dialah ahli Quran (orang yang membaca atau menghafal al-Quran dan mengamalkan isinya).” Mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang yang istimewa bagi Allah.

3. Menjadi orang yang arif di surga Allah ‘Azza wa Jalla

Dari Anas RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Para pembaca al-Quran itu adalah orang-orang yang arif di antara penghuni surga.”

4. Memperoleh penghormatan dari manusia

Dari Abu Musa Al Asya’ari RA, ia berkata bahawasanya Rasulullah SAW bersabda, “Di antara perbuatan mengagungkan Allah adalah menghormati Orang Islam yang sudah tua, menghormati orang yang menghafal al-Quran yang tidak berlebih-lebihan dalam mengamalkan isinya dan tidak membiarkan al-Quran tidak di amalkan, serta menghormati kepada penguasa yang adil.” []

0 komentar:

Mengucap Salam Kepada Lawan Jenis, Bolehkah?


KETIKA kita bertemu dengan lawan jenis, tentu ada kalanya kita bertegur sapa, namun dalam mengucapkan salam kepada lawan jenis, apa boleh?
  1. Salam wanita kepada laki-laki.
  • Dalil pertama:
عَنْ أُمِّ هَانِئٍ قَالَتْ: ذَهَبْتُ إِلَى النَّبِيِّ عَامَ الْفَتْحِ فَوَجَدْتُهُ يَغْتَسِلُ وَفَاطِمَةُ ابْنَتُهُ تَسْتُرُهُ (بِثَوْبٍ) فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَقَالَ: مَنْ هَذِهِ؟ فَقُلْتُ: أَنَا أُمُّ هَانِئٍ بِنْتُ أَبِيْ طَالِبٍ فَقَالَ: مَرْحَبًا بِأُمِّ هَانِئٍ.
Dari Ummu Hani’ berkata: “Saya pernah datang kepada Nabi pada tahun fathu (Mekkah) sedang beliau ketika itu sedang mandi. Dan putrinya, Fathimah menutupinya dengan pakaian lalu saya ucapkan salam padanya. Rasulullah bertanya: “Siapa ya?” Jawabku: “Saya Ummu Hani’ binti Abi Thalib”. Nabi bersabda: “Selamat datang wahai Ummu Hani”. (HR. Bukhari no. 6158 dan Muslim no. 336).

Dalam hadits ini Ummu Hani’ mengucapkan salam kepada Nabi padahal dia tidak termasuk mahramnya.
  • Dalil kedua:
عَنِ الْحَسَنِ الْبَصْرِيِّ قَالَ: كُنَّ النِّسَاءُ يُسَلِّمْنَ عَلَى الرِّجَالِ
Dari Hasan Al-Bashri berkata: “Dahulu para wanita (sahabat) mengucapkan salam kepada kaum laki-laki”. (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad no. 1046 dengan sanad hasan).
  1. Salam laki-laki kepada wanita.
  • Dalil pertama:
  •  
عَنْ أَبِيْ حَازِمٍ عَنْ سَهْلٍ قَالَ: كُنَّا نَفْرَحُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ. قُلْتُ لِسَهْلٍ: وَلِمَ؟ قَالَ: كَانَتْ عَجُوْزٌ تُرْسِلُ إِلَى بُضَاعَةَنَخْلٍ بِالْمَدِيْنَةِ- فَتَأْخُذُ مِنْ أُصُوْلِ السِّلَقِ فَتَطْرَحُهُ فِيْ قِدْرٍ وَتُكَرْكِرُ حَبَّاتٍ مِنْ شَعِيْرٍ. فَإِذَا صَلَّيْنَا الْجُمُعَةَ انْصَرَفْنَا وَنُسَلِّمُ عَلَيْهَا فَتُقَدِّمُهُ إِلَيْنَا مِنْ أَجْلِهِ وَمَا كُنَّا نَقِيْلُ وَلاَ نَتَغَذَّى إِلاَّ بَعْدَ الْجُمُعَةِ.

Dari Abu Hazim dari Sahl berkata: “Kami sangat gembira bila tiba hari Jum’at”. Saya bertanya kepada Sahl: “Mengapa demikian?” Jawabnya: “Ada seorang nenek tua yang pergi ke budha’ah -sebuah kebun di Madinah- untuk mengambil ubi dan memasaknya di sebuah periuk dan juga membuat adonan dari biji gandum.  Apabila kami selesai shalat Jum’at, kami pergi dan mengucapkan salam padanya lalu dia akan menyuguhkan (makanan tersebut) untuk kami. Itulah sebabnya kami sangat gembira. Tidaklah kami tidur siang dan makan siang kecuali setelah jum’at”. (HR. Bukhari no. 6248 dan Muslim no. 859).
  • Dalil kedua:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ: يَا عَائِشَةُ هَذَا جِبْرِيْلُ يَقْرَأُ عَلَيْكَ السَّلاَمَ. قَالَتْ: قُلْتُ وَعَلَيْهِ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ تَرَى مَا لاَ نَرَى تُرِيْدُ رَسُوْلَ اللهِ.

Dari Aisyah berkata: Rasulullah bersabda: “Wahai Aisyah, Tadi Jibril mengirimkan salam kepadamu”. Aku (Aisyah) menjawab: “Dan baginya salam dan kerahmatan Allah, engkau (Rasulullah) dapat melihat apa yang tak dapat kami lihat”. (HR. Bukhari no. 6249 dan Muslim no. 2447).
  • Dalil ketiga:
عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ يَزِيْدَ الأَنْصَارِيَّةِ: مَرَّ عَلَيْنَا النَّبِيُّ فِيْ نِسْوَةٍ فَسَلَّمَ عَلَيْنَا

Dari Asma’ binti Yazid Al-Anshariyyah berkata: “Rasulullah pernah melewati kami -para wanita- dan beliau mengucapkan salam kepada kami”. (Shahih. Diriwayatkan Abu Daud (5204), Ibnu Majah (3701), Darimi (2/277) dan Ahmad (6/452). Lihat pula As-Shahihah no. 823 oleh Al-Albani).
  • Dalil keempat:
عَنْ كُرَيْبٍ مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ عَبْدَ اللهِ وَعَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ أَزْهَرٍ وَالْمِسْوَرَ بْنَ مَخْرَمَةَ أَرْسَلُوْهُ إِلَى عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ فَقَالَ: اقْرَأْ عَلَيْهَا السَّلاَمَ مِنَّا جَمِيْعًا وَسَلْهَا عَنِ الرَّكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعَصْرِ

Dari Kuraib, maula Ibnu Abbas bercerita bahwa Abdullah bin Abbas, Abdur Rahman bin Azhar dan Miswar bin Makhramah pernah mengutusnya kepada Aisyah, istri Nabi. Mereka mengatakan: Sampaikan salam kami semua kepadanya dan tanyakan padanya tentang shalat dua rakaat setelah Ashar…(HR. Muslim no. 834).

Dalil-dalil di atas secara jelas menunjukkan bolehnya salam kepada lawan jenis. Imam Bukhari membuat bab dalam Shahihnya “Bab salam kaum laki-laki kepada wanita dan salamnya kaum wanita kepada laki-laki”.

Al-Hafidz Ibnu Hajar menjelaskan dalam Fathul Bari juz 11 hal.33-34:
“Imam Bukhari mengisyaratkan dengan bab ini untuk membantah riwayat Abdur Razaq dari Ma’mar dari Yahya bin Abi Katsir, beliau berkata: “Telah sampai khabar kepadaku bahwasanya dibenci kaum laki-laki salam kepada wanita dan wanita salam kepada pria”. Tetapi atsar ini sanadnya maqthu’ atau mu’dhal (jenis hadits lemah). Maksud bolehnya di sini apabila aman dari fitnah.

Al-Hulaimi berkata: “Barangsiapa yang yakin terhadap dirinya selamat dari fitnah, hendaknya dia mengucapkan salam dan bila tidak maka diam lebih utama”.

Al-Muhallab juga berkata: Salamnya kaum laki-laki kepada wanita atau sebaliknya hukumnya boleh apabila aman dari fitnah”. (Lihat pula Syu’abul Iman (6/461) oleh Imam Baihaqi).
  • Kesimpulannya: boleh salam kepada wanita berdasarkan keumuman dalil yang menganjurkan penyebaran salam dengan selalu menjaga kaidah:
دَرْءُ الْمَفَاسِدِ مُقَدَّمٌ مِنْ جَلْبِ الْمَصَالِحِ
“Membendung kerusakan lebih utama daripada mendapatkan kemaslahatan”.

1 komentar:

Pesrom Rihlah - PP Nurul Jadid Probolinggo 2014




















0 komentar:

Penutupan Intern | Angkatan 33

0 komentar: