Akhlak Dalam Mencari Ilmu

Oleh: Ust. Shodiq

 

Penting bagi kita untuk mengerti bagaimana sebenarnya akhlaq dalam mencari ilmu. Apalagi, bagi kita yang masih duduk dalam bangku pendidikan. Di mata semua orang, menuntut ilmu pasti memiliki arti yang baik. Tapi, siapa yang tau, bahwa ternyata menuntut ilmu tidak hanya dapat membawa kebaikan, tapi juga dapat berpeluang membawa kita masuk ke dalam api neraka. Apa yang menyebabkannya menjadi seperti itu?

 

Menurut imam Ghazali, ada dua macam orang yang mencari ilmu. Pertama adalah orang mencari ilmu untuk kebanggaan dan kekayaan, dan yang kedua adalah orang yang mencari ilmu untuk keridhoan Allah.

 

“Jabir ra. mengutarakan, Rasulullah saw. Bersabda: janganlah kamu belajar (dengan tujuan) untuk membanggakan diri pada para ulama, untuk mengibuli orang bodoh, dan untuk mencari kedudukan. Siapa yang melakukan (salah satu dari ketiga) hal itu, maka neraka tempatnya yang utama.” (H.R. Ibnu majah dan Ibnu Hibban)

 

Begitulah, apabila seseorang mencari ilmu semata-mata hanya untuk sebuah kebanggan, agar ia terlihat pandai, dipuji orang banyak, atau untuk mendapatkan harta kekayaan, maka sebenarnya, apa yang ia lakukan itu sama saja sedang merusak agamanya dan dirinya sendiri, serta menjual akhirat dengan dunianya. Ibarat seseorang yang berdagang, ketika ia menjual barang dagangannya, bukan untung yang didapat melainkan hanya kerugian yang menumpuk.

 

Begitu pula dengan orang yang mengajar hanya untuk sesuatu yang bersifat duniawi, atau mengajari orang lain untuk juga turut menuntut ilmu hanya untuk sebuah kepongahan diri, sebuah gelar, kekayaan, atau segala sesuatu yang bersifat duniawi, itu berarti ia sama saja menolong sesamanya untuk berbuat maksiat. Walau hanya satu kali niat, tapi kerugian yang dialami oleh orang yang mengajarkan kemaksiatan itu sama besar dengan orang yang mengamalkannya. Imam Ghazali mengumpamakan orang yang demikian seperti orang yang menjualkan pedang kepada orang lain yang kemudian pedang itu akan digunakan untuk membunuh.

 

Berkebalikan dengan orang yang mencari ilmu semata-mata karena Allah. Mereka yang mencari ilmu hanya untuk mencari ridho Allah, walau hanya sedikit saja ilmu yang mereka dapatkan, akan ada kenikmatan-kenikmatan, keuntungan-keuntungan yang sangat besar didepan mereka. Kenikmatan-kenikamatan itu sebagaimana yang tercantum dalam hadist,

 

“Abu Darda ra. mengatakan, Rasulullah saw. Bersabda: “Barang siapa yang menempuh jalan mencari ilmu, maka Allah mempermudah baginya suatu jalan menuju surga. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayapnya bagi orang yang menuntut ilmu karena ridloNya dengan apa yang mereka perbuat.

 

Sesungguhnya, orang yang berilmu itu akan dimohonkan ampun oleh makhluk yang ada dilangit dan yang ada dibumi termasuk ikan dalam air. Dan kelebihan orang yang berilmu dari orang yang beribadah (tanpa ilmu) itu adalah kelebihan bulan dari seluruh bintang yang lain.” (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi)

 

Tapi sebelum semua itu, kita harus mengetahui bahwa dalam mencari ilmu, kita harus memulainya dengan baik dan mengakhirinya dengan yang baik pula. Maksudnya? Permulaan awal yang baik adalah dengan sebuah niat yang baik (yak! Akhirnya, balik lagi ke niat). Contoh bentuk niatan yang paling kecil adalah dengan mengucapkan basmalah. Terlihat sepele memang, tapi sebenarnya hal sepele itu tentu sangat mengena. Karena harus kita sadari, ketika kita mengucapkan basmalah, sebetulnya kita sedang ‘pamit’ kepada Yang Maha Memiliki Ilmu. Dengan mengawali proses belajar dengan niatan yang baik, insyaAllah, Allah juga akan menjaga kita dari hal-hal yang tidak diinginkan.

 

Bagaimana jika kita tidak mengawalinya dengan niatan yang baik? Seperti yang disabdakan Rasulullah, jangan-jangan, niatan kita mencari ilmu itu malah karena hawa nafsu! Dan kalau kita sampai dipimpin oleh hawa nafsu dalam mencari ilmu, takutnya kita akan ‘terpeleset’ dan malah dipandu oleh setan yang dilaknat Allah. Terpeleset bagaimana? Setan itu suka menghembuskan bisikan-bisikan sombong kepada manusia, nah, kalau sudah terhasut, ilmu manusia bisa habis karena kesombongannya yang diakibatkan karena ia sudah merasa ilmunya banyak dan berlimpah. Dan akhirnya, ia akan tunduk pada kejelekan dan akan melawan semua kebaikan sampai ia tiba pada amal yang merugikan.

 

Orang yang ilmunya banyak tapi niatannya tidak baik, tidak akan bertambah kepadanya kecuali kejauhannya terhadap Allah. Bukan berarti melarang kita untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya, hanya saja kita harus benar-benar memperhatikan niatan kita dalam mencari ilmu. karena yang terpenting itu niatnya, dan niat itu berasal dari iman. Jangan sampai, bertahun-tahun waktu yang kita habiskan untuk mencari ilmu jadi sia-sia karena satu niat kecil tidak baik yang tidak sengaja terselip di hati kita. Karena siksa yang paling berat di hari kiamat adalah siksa untuk pada para pencari ilmu yang pandai, tapi ilmunya tidak bermanfaat karena tidak diamalkan.

 

Jadi, bagaimana? Mau jadi si pencari ilmu yang mendapat nikmat Allah? Yuk, mari luruskan niat terlebih dahulu sebelum mengejar ilmu sebanyak-banyaknya!

 

0 komentar: